Perang Pandan Desa Tenganan Pegringsingan Bali |
Perang Pandan diiringi dengan gamelan atau alat musik khas Desa Tenganan bernama Selonding. Gamelan selonding hanya bisa dimainkan pada saat acara tertentu saja, contohnya pada saat dilaksanakannya upacara perang pandan. Pantangan gamelan selonding adalah tidak boleh menyentuh tanah dan dimainkan oleh orang yang sudah menjalani proses dan disucikan. Karena itulah Selonding ini dimainkan di sebuah bangunan tradisional dengan bale panjang beratap ijuk. Ketinggian bale tempat selonding dimainkan melebihi tinggi orang dewasa (±2 meteran). Pada saat menonton perang pandan, gamelan selonding ini hanya bisa dilihat dari bawah, sesuai aturan adat dan tradisi, selain orang Tenganan Pegringsingan tidak boleh menaiki bale yang sudah ducikan.
Sebagaimana kehidupan di Tenganan Pegringsingan, bale ini juga difungsikan sebagai tempat berembug setiap harinya untuk membahas dan merencanakan kegiatan kegiatan yang akan dilakukan keesokan harinya.
Perang pandan dimainkan oleh pemuda desa Tenganan dan dari luar desa Tenganan. Bahkan saya lihat ada juga wisatawan asing turut berpartisipasi, dengan dasar tulus ngaturang ayah siapa saja boleh turut serta dalam pelaksanaan perang pandan sesuai adat yang ada di desa Tenganan.
Perang pandan dilakukan oleh dua orang, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa memakai pakaian adat desa Tenganan. Memakai senjata pandan berduri yang sudah diikat dan sebuah tameng terbuat dari rotan. Perang pandan ini didampingi oleh beberapa wasit untuk mengatur jalannya pelaksanaan perang / adu tanding ketangkasan dengan jiwa sportivitas dan persahabatan. Perang pandan ini disaksikan gadis gadis Tenganan Pegringsingan bertempat di bale panjang yang telah disediakan dengan pakaian adatnya yang khas mengenakan kain gringsing dengan selendangnya.